Efisiensi Bukan Alasan Mati Gaya di Lampung Fest 2025
RayaPost.com—Teluk Betung, Gubernur Lampung berharap Lampung Fest 2025 menjadi panggung besar kreativitas, tempat ekonomi kreatif, kuliner, dan pariwisata daerah bertemu dalam satu kemeriahan. Tapi hingga awal Oktober, dari 46 organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi Lampung, baru sembilan yang memastikan ikut serta.
Festival yang semestinya menjadi ajang unjuk inovasi malah diwarnai minimnya partisipasi. “Masih ada beberapa OPD yang dalam tahap konfirmasi,” kata seorang panitia penyelenggara. Di antaranya Dinas Kehutanan serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan, yang disebut masih menyusun konsep keikutsertaan mereka.
Padahal, panitia sudah membuka jalan selebar-lebarnya. Setiap OPD diberi fasilitas area pameran berukuran 3×3 meter secara gratis. Satu-satunya kewajiban hanyalah membayar biaya listrik selama 14 hari penyelenggaraan. Kebijakan ini jauh lebih ringan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, ketika peserta harus menanggung biaya sewa stand hingga puluhan juta rupiah.
Namun, efisiensi itu tampaknya justru membuat sebagian OPD kehabisan ide. Tak sedikit yang berlindung di balik alasan “penghematan anggaran”, seolah efisiensi identik dengan berhenti berkreasi.
“Partisipasi aktif OPD bukan hanya soal memeriahkan acara, tapi bentuk komitmen membangun ekonomi kreatif yang berkelanjutan,” ujar seorang pejabat Dinas Pariwisata.
Pemerintah Provinsi Lampung menegaskan, Lampung Fest 2025 bukan sekadar pesta tahunan, melainkan salah satu strategi memperluas sumber PAD nonpajak. Karena itu, setiap dinas didorong menampilkan inovasi, program unggulan, dan hasil karya masyarakat binaan mereka.
Tapi di lapangan, antusiasme itu belum sepenuhnya terlihat. Sebagian OPD lebih memilih menunggu ketimbang menjemput peluang. Padahal, dengan fasilitas gratis dan konsep efisiensi yang diusung, tidak ada alasan bagi perangkat daerah untuk absen dari panggung kreativitas daerah.
Efisiensi seharusnya melahirkan inovasi, bukan apatisme. Jika alasan penghematan terus dijadikan tameng, Lampung Fest 2025 berisiko kehilangan rohnya: menjadi ruang hidup bagi ide-ide baru dan semangat kolaborasi lintas sektor.
Karena, seperti kata seorang panitia dengan nada getir, “Kalau sudah dikasih panggung gratis saja masih ragu tampil, apa jadinya ekonomi kreatif Lampung ke depan?”